Siang itu, seorang wanita bertamu di rumahku. Setelah
berbasa-basi sekitar lima menit, ia menceritakan mksudnya menemuiku. Aku
tersentak, tak percaya.
“Harus sekarang? Saya belum siap.”
“Lihat saja dulu orangnya. Kakakku memang ada janji bertemu
dia di pesantren, nanti kita di mobil saja melihatnya. Mau ya?” wajahnya
memelas. Aku tidak bisa menolak meski sebenarnya aku benar-benar belum siap.
“Siap-siap sana. Aku tunggu.”
“Aku begini saja deh”
“Serius?” Pandangannya seperti memindai penampilanku dari
ujung kepala hingga ujung kaki. Jaket tebal besar merah, rok kain hitam,
disempurnakan dengan jilbab pasang hitam. “Kau tidak ingin sedikit memoles
penampilanmu?” Mungkin pikirnya aku seperti tukang ojek wanita yang sering
mangkal di perumahan.
Perjalanan
kami sekitar sepuluh menit, mobil jeep hitam akhirnya terparkir di depan sebuah
pesantren. Lelaki yang mengendarai mobil ini turun menghampiri seorang lelaki.
Entah percakapan apa yang terjadi di antara mereka. Aku dan wanita di sampingku
berebut ingin melihat lelaki misterius itu.
“Pengen
pipis.” Ucapku tiba-tiba.
“Kamu
grogi yah.” Wanita itu tertawa. “Tapi, toilet terdekat hanya di….”
Belum sempat wanita itu
menyelesaikan perkataannya, aku sudah ada di dekat lelaki misterius itu, “Maaf, toilet dimana?” Ia hanya menanggapi senyum “Pak, pak… T-O-I-L-E-T.” aku
menegaskan. Hei sebegitu terpananyakah ia melihat diriku. Responnya dari tadi
hanya nyengir kuda. Ini serius, pengen pipis…
Aku terbangun, untung
toiletku ada di dalam kamar
Cuma
mimpi euy.
Tapi, berhasil membuatku berpikir sejenak di dalam WC, wajah lelaki
misterius itu kenapa cepat sekali kulupa. Padahal seharusnya itu jadi kasus
misteri keduaku. Mencari cowok misterius *mata memicing.
Hei, jamnya Conan dimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar