SELAMAT DATANG DI GALAKSIKU

Minggu, 25 Januari 2009

Tentang Palestinaku

Aku masih duduk mendekap dan memeluk erat tubuh kumalku. Bau yang begitu menyengat tercium jelas oleh hidungku. Bukan hanya sehari atau tiga hari aku tak pernah mandi tapi sudah berminggu-minggu. Aku tak pernah peduli dengan keadaan pakaian dan penampilanku lagi. Yang terpikir adalah mencari tempat yang aman meski sedetik aku akan bersyukur jika mampu terhindar dari dentuman keras itu. Keperihanku tak berakhir sampai disitu perutku kian melilit, tertarik serasa menjadi pengganti energi untuk berlari dan selalu saja mencari lorong-lorog yang sepi dan jauh dari dentuman itu. Aku bahkan harus terpejam dalam keletihan dan ketakutan, tak pernah ada malam yang terlewatkan tanpa keresahan untuk mampu menatap esok lagi. Tak pernah ada kata nyenyak, bahkan untuk menghadap-Nya masih ada ketakutan tak terlindungi.

Ketika aku salat, dan dentuman itu datang lagi maka mata ini berusaha terpejam dan mencoba mengusik ketakutan itu. Aku tak bisa lagi menangis sama seperti ketika ayah dan ibu pergi mendahuluiku. Air mataku sudah tak ada, terkadang hanya darah yang keluar dari sayu mata ini. Aku tak pernah berharap akan berada dan menghabiskan masa kecilku bersama dentuman keras itu, tak seperti mereka yang jauh dari kekejaman ini. Bermain dengan kegembiraan dan tawa bersama keluarga mereka. Disini bersama teman-temanku mencari kerikil kecil dan mencoba merebut kebahagian kami melawan tank-tank dan ketakutan kami. Dan, disetiap doa aku selalu memohon ampun atas segala keluhanku atas kenikamatan yang diberikan Allah padaku.

Ampuni aku Ya Allah yang selalu saja mengeluh dengan roti kering yang kuterima padahal perutku sudah tak sakit lagi , Ampuni aku Ya Allah yang selalu saja mengeluh atas kedinginan malam ini padahal mataku masih bisa terpejam, Ampuni aku Ya Allah yang selalu mengeluh karena kehilangan orangtuaku padahal masih meiliki teman dan saudara, Ampuni aku Ya Allah yang selalu saja mengeluh karena merasa lelah berlari menjauhi peluru padahal aku masih bisa berjalan walau gontai dengan kedua kaki, Ampuni aku Ya Allah yang tak pernah bisa bersyukur atas karunia terindah yang Engkau berikan, aku masih bisa menatap keindahan malam dengan kedua mataku, aku masih punya tangan untuk berdoa mengharap ridho-Mu, aku masih bisa berjalan dan berlari menjuhi peluru, aku masih bisa tersenyum dengan kedua bibirku meski itu sangat sulit, dan yang terpenting aku masih bias merasakan manisnya iman…Karunia ini menjadi kesyukuran bagiku, meski zionis dan para Yahudi menggempur semua milik kami, tapi mereka tak akan membuat kami berpaling dan mengaharap kekuasaan-Mu…

Aku hanya mencoba meresapi kesedihan mereka dengan mencoba menjadi aku…
Walau ternyata semuanya hanya sebagian ketakutan yang aku rasakan..
Berbeda dengan para aku yang sebenarnya...
Aku adalah orang pilihan Allah, hanya orang-orang kuat yang mampu menjalani kekejaman ini. Dan hanya orang-orang pilihanlah yang akan menjadi pemenang dari ujian ini.

Karena perang ini hanya untuk jiwa-jiwa yang kuat…

Tidak ada komentar: