SELAMAT DATANG DI GALAKSIKU

Kamis, 27 Juli 2017

Trimester 1 : Drama Queen

Beberapa hari setelah mengetahui kepastian kehamilanku. Dunia ke-hamil-an bagiku menjadi drama yang menguras emosi. Dalam arti yang sebenarnya.

Masa ngidam yang awalnya (sebelum menikah, saat mengetahui kawan atau kerabat berada dalam masa ngidam) kuyakini hanya sebagai keinginan makan makanan enak dan 'langka', terpatahkan.

07/03/17 Uk 4w
Dedenya masih ukuran mm. Terus tumbuh dengan baik ya, Nak


Bulan Pertama
Ternyata melakukan pemeriksaan di usia kehamilan ini (di bawah 3 bulan) harus dengan USG transv, aneh sih karena biasanya lewat perut. Kata perawatnya, lebih jelas dan rinci kalau lewat USG transv di usia kandungan masih muda.

Niat ke dokter kandungan ini karena 3 hari kemarin pas acara resepsi di Bone, ada bercak darah (awalnya saya kira tanda haid). Nah sama Bu Dokternya diberilah saya suntikan penguat rahim plus 4 jenis obat/vitamin untuk sebulan ke depan.

Beberapa hari setelah itu, mulailah saya dengan mengalami drama-drama emak-emak ngidam. Morning sickness, eh nggak cuma pagi ding. Sepanjang waktu. Awalnya cuma mual. Di hari berikutnya disertai muntah. Makan cuma bisa sesendok dua sendok, keluar lagi. Beberapa hari setelah itu muntah tambah parah sampai sulit tidur, Perut serasa dikuras. Kalau sudah habis makanan dimuntahkan cairan kuning pait yang entah dari mana ikutan keluar, bahkan pernah beberapa kali muntah darah. Kerongkongan terasa perih, air minum pun sulit masuk. Namun, bukan hanya lewat mulut muntahan itu keluar, kadang hidung pun jadi lobang paling gampang untuk jadi saluran pembuangan si muntahan.

Bulan Kedua
Puncak ngidam paling dahsyat di sini nih. Makanan yang sudah masuk dan kumuntahkan, sudah nggak bakal diterima kerongkongan. Makan es teler keluarnya rasa es teler basi. Stop deh makan es teler. Sayur daun hijau keluarnya serat-serat daun yang bikin kerongkongan kegores-gores. Berhenti makan sayuran daun. Makan bakso dikunyah sampe lembut tetap ikut keluar rasa daging yang kaldunya bikin eneg. Berhenti makan daging-dagingan. Finally, berat badanku turun 2 kg.

Bukan hanya soal makanan. Pernah, suatu hari setelah nyapu dan ngepel (untuk pertama kalinya biar teralihkan dari mual dan muntah) keluarlah bercak darah. Dan seisi rumah suruh saya bedrest saja. Wong, nyapu sama ngepel saja ternyata 'melemahkan'.

Dan ini juga yang membuat saya harus USG lagi, sesak dan keram. Beberapa malam ini saya selalu merasa sesak. Dan jika tidak ditangani dengan benar hingga membaik akan berlanjut ke keram seluruh tubuh. Mama takutnya itu gejala strok. Sampai-sampai, pernah tak tertangani dan saya hampir dilarikan ke RS karena tubuh sudah tak terkendali keramnya.

Okelah buat mual dan muntah, hampir semua emak-emak ngidam mengalami. Nah si sesak (yang katanya seharusnya baru berasa di trimester ketiga) dan keram ini yang berbahaya. Usut punya usut setelah dari dokter kandungan yang berbeda, saya disuruh berhenti dulu minum obat/vitamin. Nanti vitaminnya dilanjut di trimester ketiga. Di trimester pertama ini minum susu saja yang anti mual (emesis). Alhamdulillah, setelah benar-benar gak minum vitamin sesak dan keramnya berhenti.

Bulan Ketiga
Di bulan ketiga ini adalah masa-masa transisi. Yang kemarin tiap saat muntah. Di waktu ini, hanya tiga empat kali muntah dalam sepekan. Rasanya bersyukuuuuuuuur sekali bisa berada di masa ini. Perubahan dari selalu muntah menuju jarang muntah itu kenikmatan luar biasa. Padahal sempat was-was pas sharing dengan teman-teman yang pernah mengalami fase ngidam. Ada yang sampai 5 bulan bahkan ada yang sampai akan melahirkan masih mual muntah. Dan itu membuatku terus berdoa pada Allah, memohon pada-Nya semoga masa ngidam mual muntah ini bisa segera selesai. Dan Allah menjawab doa-doaku. Pun selalu kuminta untuk tetap sabar, sebab anugrah, rezeki, titipan anak ini nggak semua bisa merasakan. Karena Allah memilih rahimku, keluarga kecilku, seharusnya saya yakin kalau Allah percaya saya bisa menjaga 'amanah'-Nya.


Nggak seru rasanya kalo belum nyebut 'hal aneh' yang kusuka dan nggak kusuka saat ngidam. 
Well. Check it out.
Suka : 
 * Mie kering/mi titi, di beberapa hari saat sore setelah muntah rasanya pengeeeen sekali makan mi kering tapi nggak pake ayam nggak pake bakso nggak pake udang.
* Kurma, kalau habis muntah ini obat ampuh yang mengembalikan rasa enak di kerongkongan. Rasa manisnya bikin saya menghabiskan hampir setengah kilo dalam sehari. Sayangnya di trimester kedua kurma jadi buat saya eneg, mungkin karena 'overdosis' di trimester ini.
Nggak suka :
* Bebauan, entah parfum, pengharum ruangan, obat nyamuk semprot, asap menggoreng, AC, mobil, asap rokok, dkk. Pokoknya hidung saya menjadi sangat sensitif terhadap bau apapun itu. Bau yang radius ratusan meter bisa saya deteksi dengan cepat. Dan respon lambung pun sigap mengeluarkan isinya. Sampai-sampai disedian sekardus masker mulut untuk saya. Jika bau itu sudah terlanjur 'mencemari' penciumanku, segera sakit kepala ikut membersamai.


17/04/2017 Uk 10w
Pertama kali melihat jantungmu berdetak, pertama kali aku jatuh cinta padamu, Annakku.


Harus cek up lagi karena batuk parah. Perut rasanya tergoncang hebat. Khawatir jika janin stres dan tertekan. Ternyata itu nggak apa-apa. Apalagi bumil nggak boleh sembarang minum obat. Jadinya hanya larutan madu hangat saja yang mengobati. Sehat-sehat ya, Nak. Luv u.









Hadiah Pernikahan


Dua garis yeeeay.... 


Delapan Februari Dua Ribu Tujuh Belas.
Saat jutaan malaikat mengitari kami. Mengirimkan jutaan doa untuk kebahagiaan kami.

Dan setelahnya, Allah menitipkan malaikat kecil ke dalam rahimku.

Sebenarnya ini cukup mengejutkan.
Bahkan untuk percaya saya testpack dua kali.

Keluhan awal hanya karena sering pusing. Dan itu pun kupikir hanya karena terlalu lelah berada di dua resepsi yang jaraknya berjauhan. Ternyata setelah ke dokter, dinyatakanlah aku positif hamil. Bukannya bahagia, saya malah bengong.

Hamil?
Semudah itu kah Allah menitipkan rezeki itu padaku?

Bukan meragukan kuasa-Nya. Sama sekali bukan.
Sejak sebelum menikah, saya sudah pasrah dan ikhlas jika harus menunggu untuk memiliki momongan. Saya sadar betul kondisi tubuhku. Berat badan stagnan di 40 kg bahkan kadang kurang dari itu. Punya riwayat ISK sampai harus bolak-balik dokter, mencoba pengobatan herbal dan alternatif. Sampai harus diurut agar rahim agak menggeser tidak menindih saluran kencing.

Kun fayakun.
Laa haula wala quwwata illa billah.
Satu lagi bentuk kuasa Allah yang kusaksikan dan kurasakan sendiri.